Saturday, August 20, 2016

Pelatihan Penyelarasan Santri "PSDMD"



      Pelatihan Penyelarasan Santri PSDMD periode ke-5 di Puncak gunung Arjuno Jawa Timur, Alhamdulillah berjalan dengan hikmat dan lancar.

      Assalamu’alaikum Wr_Wb , Salam Kasepuhan , Sugeng Rahayu Kinasih Sagunging dumadi, Salam salim serta santun Kami Para Santri PSDMD(Padepokan Suksmo Djagad Manunggal Djati) kepada pembaca artikel yang budiman.
Pada tanggal 13 Mei 2016 PSDMD menyelenggarakan Pelatihan Penyelarasan di gunung Arjuno Pasuruan Jawa timur, ada juga sebagian melakukan penyelarasan di Alas Purwo Banyuwangi Jawa Timur, dan ada pula ke G.Kombang Pantai Ngliyep Malang Jawa Timur, ada pula yang dilakukan penyelarasan di Alas Njaten daerah Sunan Derajat perbatasan Gresik Lamongan Jawa Timur dll. Semuanya yang di ikuti para santri  bersama para yang sudah masuk dalam kategori santri ahli dalam bidang Medis dan Non Medis antara lain:
Diatas adalah foto Penyelarasan Santri Ahli Spiritualis dan Supranaturalis waktu di G. Arjuno Pasuruan Jawa Timur antara lain sebagai berikut :
 ( dari kiri atas)
1-       Taufik Baihaqi           Gelar : Dimas Asto Gino Asal : Sidoarjo Jawa timur .
2-       Abdus Syafi               Gelar: DenMas Tirto Laras Wicaksono Asal : Madura Jawa Timur.
3-      Sayyidno                     Gelar : Sayyid Ahamad Sanyoto Asal : Cilacap Jawa Tengah
4-      Wakhid dengan           Gelar : Dimas Tirto Kusumo / Gus Wakhid Asal : Lamongan Jawa Timur.
(dari Kiri Bawah)
5-      Dona Aci                     Gelar : Ki Guntur Djagat Lelono / Mbah Gandreng Asal : Gersik Jawa timur .
6-      Sugianto                      Gelar : Dimas Syodho Ronce Asal : Jombang Jawa Timur.
7-      Guru Besar PSDMD               Ki Ageng Selo/Gus Madjid .
8-      Ahmad Novi               Gelar : Nur Mahmudi Asal : Jombang Jawa Timur . ( Penulis )
9-      Dedi Ari                      Gelar : Dimas Brojo Sewu Asal : Sidoarjo Jawa Tengah.

Sebelum acara penyelarasan di adakan atau Pra Penyelarasan ilmu tingkat tinggi PSDMD ini ada beberapa tahapan lelaku yang di jalani yakni mulai dari puasa,kungkum,dan tidak tidur(ngebleng)dll.
Dari sebagian santri-santri PSDMD yang mengikuti proses penyelarasan ke ilmuannya,  awal tugas lelakunya sebelum penyelarasan ada tempat-tempat tersendiri yang di pilih bagi para santri lantas di restui oleh Guru besar kami ,ada yang di sungai, ada yang di bawah Dam, dan ada juga di tempat pemandian(sendang) dll . Sebagian perlengkapan ritualpun sudah disiapkan, dupa siap dinyalakan untuk menambah suasana laku nepi tambah mantap.
saat laku kungkum kata Mas Quaes dan Mas Jahidin hadddeeeeeccchhhh..!!! dinginnya sampek meresap ke tulang-tulang. Dan energi air yang mengalirpun sangat-sangat terasa..Subhanalloh meskipun begitu dingin yang terasa tak akan mengurungkan niat para santri agar semampu mungkin untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya menuju penyelarasan.
Pada tanggal 12 maret 2016 kita melakukan ritual Prapenyelarasan, sebelum berangkat kita sowan ke padepokan SUKSMO DJAGAT MANUNGGAL DJATI untuk mendengarkan wejangan guru besar kami(Ki Ageng Selo/Gus Madjid) maka kamipun disuruh membentuk beberapa team, setelah kami membentuk beberapa team.., lantas Guru besar kami memberi pesan kepada kami, kata Guru kami : “Mangke ten mriko ampun sare,kudu saling waspodo wonten tlatah keadaan sekitar,menawi wonten menopo-menopo mboten sah gampang wedi , ojo gampang ngaleh yen kuwi ora mblaeni jiwo lan rogo Panjenengan sami,di usahakke tetep tenang,kang penting podo njogo rencang-rencangingipun antara adik kakak seperguruanipun, lajeng keris-keris niku mangke njenengan tancepaken ampun ngliwati jam kale welas”...(Nanti disana jangan tidur, harus saling waspada di keadaan sekitar, jangan mudah takut, jangan mudah untuk berpindah-pindah tempat, apapun yang terjadi sebatas hal tersebut tidak membahayakan jiwa dan raga kalian semua, apapun yang terjadi dimohon tetap tenang yang penting harus bisa saling menjaga antara adik kakak seperguruannya, terus keris-keris itu ditancapkan jangan sampek melewati jam dua belas malam), kami pun menjawab : Sendiko dawuh Gus..!(iya Gus akan kami laksanakan). Lantas kami berdo’a bersama dengan dipimpin Guru besar kami dan akhirnya team dari kamipun berangkat bersama-sama.
Kebetulan Team yang berpencar Pra penyelarasan dalam artikel ini terdiri dari : Denmas Tirto Laras Wicaksono/Mas Syafi, Dimas Astogino/Mas Taufik, Dimas Syodho Ronce’/Mas Sugik, Mas Quaes, Mas Jahidin dan saya sendiri yakni penulis artikel ini Nur Mahmudi/Ahmad Novi waktu menunjukkan pukul 20:00. Alhamdulillah kami sampai tujuan pukul 21:25 sejenak kami berhenti di warung-warung(kedai) sekitar sebelum sampai dilokasi tujuan ritual.
Waktu menunjukkan sudah pukul 22:00 kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju tempat ritual dan akhirnya sampai juga di lokasi ritual dan waktu menunjukkan sudah pukul 22:45 karena lokasi di sekitar lereng gunung jadi lumayan naik.
Denmas Tirto Laras dan Dimas Astogino menggelar tikar/alas untuk duduk, sedangkan mas Jahidin dan Dimas Syodho Ronce’ menyiapkan perlengkapan ritual antara lain Hio(dupa) minyak wangi, sajadah Jubah(baju gamis) dll untuk persiapan ritual sebelum dimulai. Hio sudah dihadapan saya karena sudah di siapkan mas jahidin dan Dimas Syodho Ronce’, saat dupa saya dan Mas quaes buka perlahan keadaan suasana ada yang aneh angin tiba-tiba berhembus kencang berputar seperti angin lisus atau tornado ,yang itupun hanya diatas kami angin tersebut berkumpul dalam pusarannya. Saya dan Denmas Tirto Laras, Dimas Astogino, Dimas Syodho Ronce’ melihat pohon sekitar yang kira-kira jaraknya tidak jauh dari tempat kami itu tidak ada gerakan atau bergoyang tertiup angin ,tiada satupun daun dan ranting yang diterpa angin kecuali persis yang ada di atas kami, karena kejadian tersebut maka dedaunan dan ranting-rantingpun berjatuhan , akan tetapi anehnya lagi begitu banyak daun dan ranting saling berjatuhan, akan tetapi satu helai daun dan seonggok ranting yang berjatuhan itu tidak satupun mengenai tubuh kami atau jatuh ke tempat kami atau alas tempat dimana kami gelar itu, menjelang melakukan prosesi ritual tersebut , padahal kami disitu terus berusaha agar  tetap tenang dan tidak bergeser atau ingsut dari tempat tersebut. Dalam hati saya..”Alhamdulillah alam sekitar sudah menyambut kedatangan kami”.
Lepas dari kejadian sambutan dari alam sekitar itu,lantas  kamipun mulai membakar Hio / Dupa, dan sayapun mulai membaca doa yang telah di ajarkan oleh Guru kami setelah itu keris-keris di tancapkan dan dupa ditancapkan mengelilingi tempat kami. Perlengkapan sudah siap semua, kamipun mulai menggelar prosesi ritual , salah satunya mewirid /ber dzikir suatu amalan yang sebagian dari penyelarasan nanti. Waktu sudah pukul 02:40 sejenak kami bersantai-santai sambil nyemil makanan yang kami bawa dan bersenda gurau dengan keadaan alam yang tenang dan sunyi, hawa dingin mulai turun kamipun mulai mencari ranting-ranting pohon dan dedaunan kering untuk buat api unggun.
Subhanalloh nikmatnya keadaan waktu itu di alam bebas yang penuh hal-hal di luar akal logika kami, dari angin yang cuma berhembus diatas kami berkumpul,keris yang jatuh sendiri, dan selang beberapa waktu kemudian ada sms dari Ki Guntur Djagat Lelono/Mbah Gandreng, kalau Guru kami mengetahui bahwa ada salah satu keris kami ada yang jatuh atau roboh selang beberapa waktu setelah keris kami tancapkan ke tanah tadi, lantas ada suara kaki orang berjalan di daunan kering, dan suara itu semakin lama semakin terasa mendekat , karena hal tersebut mengganggu pemikiran kami , maka kami putuskan untuk melihat secara mendalam ada apakah gerangan yang terjadi, sejenak kita berempat pun berdiam layaknya melakukan acara ritual semedi dan membaca amalan-amalan tertentu(mohon maaf bacaan amalan tidak bisa kami sebutkan secara real) yang sudah di bekali oleh Guru kami , Subkhanalloh... maka seketika itu tampaklah dalam penglihatan mata batiniah kami hingga terasa betul-betul dhohir dlm pandangan mata bashir kami bahwa ada suatu Makhluq akstral yang dari kalangan kerajaan, karena kita mengetahui akan hal itu maka serentaklah kita menyapa mahluq tersebut dengan ucapan Ssalamu’alaikum ya... ahlal ghoibi dst...(bahasa ringan untuk sebuah sapaan dengan makhluk tak kasat mata tersebut) lantas berdialog sejenaklah kami dengan makhluq akstral tersebut, singkat kata dalam peristiwa ini si makhluk astral meminta untuk merestui dan mendoakan dirinya agar makhluk tersebut terhindar dari mala petaka di dalam perjalanannya. karena makhluk tersebut dalam perbincangan sewaktu kita berdialog tadi beliau mengatakan bahwa mendapatkan titah dari baginda raja beliau untuk ke condro dimuko(mohon maaf para pembaca sekalian karena ini menyangkut privasi makhluk astral tersebut kami tidak bisa menceritakan secara detail siapakah dan apa tujuannya ke condro dimuko itu).
Tanpa terasa waktu berlalu, kabutpun sudah mulai tampak tebal dan waktupun Sudah menunjukkan pukul 03:00 Denmas Tirto Laras dan Dimas Syodho Ronce’mengajak turun ke pemandian untuk melakukan ritual kungkum. Kamipun bergantian turun ke pemandian tempat kungkum(berendam), setelah semua selesai kungkum kami berkumpul lagi untuk melaksanakan sholat subuh, sambil menunggu terbit matahari. Begitupun seterusnya hingga kami selesai 3hari 3malam.
Setelah kami berempat selesai prosesi ritual pra penyelarasan selama 3 hari lantas kita kembali pada Guru besar kami di Padepokan.
Sementara sekelumit cerita ini kami tulis..nanti ada lagi cerita-cerita pengalaman penyelarasan di Gunung Arjuno selanjutnya dari santri-santri PSDMD lainnya.
Salam Budaya Dan terimakasih sudah membaca pengalaman saya di PSDMD
  
                                                                    Penulis By : Santri PSDMD Pra penyelarasan kami ber enam.

No comments: