Pelatihan
Penyelarasan Santri PSDMD periode ke-5 di Puncak gunung Arjuno Jawa Timur,
Alhamdulillah berjalan dengan hikmat dan lancar.
Assalamu’alaikum
Wr_Wb , Salam Kasepuhan , Sugeng Rahayu Kinasih Sagunging dumadi, Salam salim
serta santun Kami Para Santri PSDMD(Padepokan Suksmo Djagad Manunggal Djati) kepada pembaca artikel yang budiman.
Pada tanggal 13 Mei 2016 PSDMD menyelenggarakan
Pelatihan Penyelarasan di gunung Arjuno Pasuruan Jawa timur, ada juga sebagian
melakukan penyelarasan di Alas Purwo Banyuwangi Jawa Timur, dan ada pula ke
G.Kombang Pantai Ngliyep Malang Jawa Timur, ada pula yang dilakukan
penyelarasan di Alas Njaten daerah Sunan Derajat perbatasan Gresik Lamongan
Jawa Timur dll. Semuanya yang di ikuti para santri bersama para yang
sudah masuk dalam kategori santri ahli dalam bidang Medis dan Non Medis antara
lain:
Diatas adalah foto Penyelarasan
Santri Ahli Spiritualis dan Supranaturalis waktu di G. Arjuno Pasuruan Jawa
Timur antara lain sebagai berikut :
( dari kiri atas)
1- Taufik Baihaqi Gelar : Dimas Asto Gino
Asal : Sidoarjo Jawa timur .
2- Abdus Syafi Gelar: DenMas Tirto
Laras Wicaksono Asal : Madura Jawa Timur.
3- Sayyidno Gelar
: Sayyid Ahamad Sanyoto Asal : Cilacap Jawa Tengah
4- Wakhid dengan Gelar
: Dimas Tirto Kusumo / Gus Wakhid Asal : Lamongan Jawa Timur.
(dari Kiri Bawah)
5- Dona Aci Gelar
: Ki Guntur Djagat Lelono / Mbah Gandreng Asal : Gersik Jawa timur .
6- Sugianto Gelar
: Dimas Syodho Ronce Asal : Jombang Jawa Timur.
7- Guru Besar PSDMD Ki
Ageng Selo/Gus Madjid .
8- Ahmad Novi Gelar
: Nur Mahmudi Asal : Jombang Jawa Timur . ( Penulis )
9- Dedi Ari Gelar
: Dimas Brojo Sewu Asal : Sidoarjo Jawa Tengah.
Sebelum acara penyelarasan di adakan atau Pra
Penyelarasan ilmu tingkat tinggi PSDMD ini ada beberapa tahapan lelaku yang di
jalani yakni mulai dari puasa,kungkum,dan tidak tidur(ngebleng)dll.
Dari sebagian santri-santri PSDMD yang mengikuti
proses penyelarasan ke ilmuannya, awal tugas
lelakunya sebelum penyelarasan ada tempat-tempat tersendiri yang di pilih bagi para
santri lantas di restui oleh Guru besar kami ,ada yang di sungai, ada yang di
bawah Dam, dan ada juga di tempat pemandian(sendang) dll . Sebagian
perlengkapan ritualpun sudah disiapkan, dupa siap dinyalakan untuk menambah
suasana laku nepi tambah mantap.
saat laku kungkum kata Mas Quaes dan Mas Jahidin
hadddeeeeeccchhhh..!!! dinginnya sampek meresap ke tulang-tulang. Dan energi
air yang mengalirpun sangat-sangat terasa..Subhanalloh meskipun begitu dingin
yang terasa tak akan mengurungkan niat para santri agar semampu mungkin untuk
melanjutkan ke tahap selanjutnya menuju penyelarasan.
Pada tanggal 12 maret 2016 kita melakukan ritual Prapenyelarasan,
sebelum berangkat kita sowan ke padepokan SUKSMO DJAGAT MANUNGGAL DJATI untuk
mendengarkan wejangan guru besar kami(Ki Ageng Selo/Gus Madjid) maka kamipun
disuruh membentuk beberapa team, setelah kami membentuk beberapa team.., lantas
Guru besar kami memberi pesan kepada kami, kata Guru kami : “Mangke ten
mriko ampun sare,kudu saling waspodo wonten tlatah keadaan sekitar,menawi
wonten menopo-menopo mboten sah gampang wedi , ojo gampang ngaleh yen kuwi ora
mblaeni jiwo lan rogo Panjenengan sami,di usahakke tetep tenang,kang penting
podo njogo rencang-rencangingipun antara adik kakak seperguruanipun, lajeng
keris-keris niku mangke njenengan tancepaken ampun ngliwati jam kale welas”...(Nanti
disana jangan tidur, harus saling waspada di keadaan sekitar, jangan mudah
takut, jangan mudah untuk berpindah-pindah tempat, apapun yang terjadi sebatas
hal tersebut tidak membahayakan jiwa dan raga kalian semua, apapun yang terjadi
dimohon tetap tenang yang penting harus bisa saling menjaga antara adik kakak
seperguruannya, terus keris-keris itu ditancapkan jangan sampek melewati jam
dua belas malam), kami pun menjawab : Sendiko dawuh Gus..!(iya Gus akan
kami laksanakan). Lantas kami berdo’a bersama dengan dipimpin Guru besar kami
dan akhirnya team dari kamipun berangkat bersama-sama.
Kebetulan Team yang berpencar Pra penyelarasan
dalam artikel ini terdiri dari : Denmas Tirto Laras Wicaksono/Mas Syafi,
Dimas Astogino/Mas Taufik, Dimas Syodho Ronce’/Mas Sugik, Mas Quaes, Mas
Jahidin dan saya sendiri yakni penulis artikel ini Nur Mahmudi/Ahmad Novi waktu
menunjukkan pukul 20:00. Alhamdulillah kami sampai tujuan pukul 21:25 sejenak
kami berhenti di warung-warung(kedai) sekitar sebelum sampai dilokasi tujuan
ritual.
Waktu menunjukkan sudah pukul 22:00 kami
melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju tempat ritual dan akhirnya
sampai juga di lokasi ritual dan waktu menunjukkan sudah pukul 22:45 karena
lokasi di sekitar lereng gunung jadi lumayan naik.
Denmas Tirto Laras dan Dimas Astogino
menggelar tikar/alas untuk duduk, sedangkan mas Jahidin dan Dimas Syodho Ronce’
menyiapkan perlengkapan ritual antara lain Hio(dupa) minyak wangi, sajadah
Jubah(baju gamis) dll untuk persiapan ritual sebelum dimulai. Hio sudah dihadapan
saya karena sudah di siapkan mas jahidin dan Dimas Syodho Ronce’, saat dupa
saya dan Mas quaes buka perlahan keadaan suasana ada yang aneh angin tiba-tiba
berhembus kencang berputar seperti angin lisus atau tornado ,yang itupun hanya
diatas kami angin tersebut berkumpul dalam pusarannya. Saya dan Denmas Tirto
Laras, Dimas Astogino, Dimas Syodho Ronce’ melihat pohon sekitar yang kira-kira
jaraknya tidak jauh dari tempat kami itu tidak ada gerakan atau bergoyang
tertiup angin ,tiada satupun daun dan ranting yang diterpa angin kecuali persis
yang ada di atas kami, karena kejadian tersebut maka dedaunan dan
ranting-rantingpun berjatuhan , akan tetapi anehnya lagi begitu banyak daun dan
ranting saling berjatuhan, akan tetapi satu helai daun dan seonggok ranting
yang berjatuhan itu tidak satupun mengenai tubuh kami atau jatuh ke tempat kami
atau alas tempat dimana kami gelar itu, menjelang melakukan prosesi ritual
tersebut , padahal kami disitu terus berusaha agar tetap tenang dan tidak bergeser atau ingsut
dari tempat tersebut. Dalam hati saya..”Alhamdulillah alam sekitar sudah
menyambut kedatangan kami”.
Lepas dari kejadian sambutan dari alam sekitar
itu,lantas kamipun mulai membakar Hio /
Dupa, dan sayapun mulai membaca doa yang telah di ajarkan oleh Guru kami
setelah itu keris-keris di tancapkan dan dupa ditancapkan mengelilingi tempat
kami. Perlengkapan sudah siap semua, kamipun mulai menggelar prosesi ritual ,
salah satunya mewirid /ber dzikir suatu amalan yang sebagian dari penyelarasan
nanti. Waktu sudah pukul 02:40 sejenak kami bersantai-santai sambil nyemil
makanan yang kami bawa dan bersenda gurau dengan keadaan alam yang tenang dan
sunyi, hawa dingin mulai turun kamipun mulai mencari ranting-ranting pohon dan
dedaunan kering untuk buat api unggun.
Subhanalloh nikmatnya keadaan waktu itu di alam
bebas yang penuh hal-hal di luar akal logika kami, dari angin yang cuma
berhembus diatas kami berkumpul,keris yang jatuh sendiri, dan selang beberapa
waktu kemudian ada sms dari Ki Guntur Djagat Lelono/Mbah Gandreng, kalau Guru
kami mengetahui bahwa ada salah satu keris kami ada yang jatuh atau roboh selang
beberapa waktu setelah keris kami tancapkan ke tanah tadi, lantas ada suara
kaki orang berjalan di daunan kering, dan suara itu semakin lama semakin terasa
mendekat , karena hal tersebut mengganggu pemikiran kami , maka kami putuskan
untuk melihat secara mendalam ada apakah gerangan yang terjadi, sejenak kita
berempat pun berdiam layaknya melakukan acara ritual semedi dan membaca
amalan-amalan tertentu(mohon maaf bacaan amalan tidak bisa kami sebutkan secara
real) yang sudah di bekali oleh Guru kami , Subkhanalloh... maka seketika itu
tampaklah dalam penglihatan mata batiniah kami hingga terasa betul-betul dhohir
dlm pandangan mata bashir kami bahwa ada suatu Makhluq akstral yang dari
kalangan kerajaan, karena kita mengetahui akan hal itu maka serentaklah kita
menyapa mahluq tersebut dengan ucapan Ssalamu’alaikum ya... ahlal ghoibi
dst...(bahasa ringan untuk sebuah sapaan dengan makhluk tak kasat mata
tersebut) lantas berdialog sejenaklah kami dengan makhluq akstral tersebut,
singkat kata dalam peristiwa ini si makhluk astral meminta untuk merestui dan
mendoakan dirinya agar makhluk tersebut terhindar dari mala petaka di dalam
perjalanannya. karena makhluk tersebut dalam perbincangan sewaktu kita
berdialog tadi beliau mengatakan bahwa mendapatkan titah dari baginda raja
beliau untuk ke condro dimuko(mohon maaf para pembaca sekalian karena ini
menyangkut privasi makhluk astral tersebut kami tidak bisa menceritakan secara
detail siapakah dan apa tujuannya ke condro dimuko itu).
Tanpa terasa waktu berlalu, kabutpun sudah mulai
tampak tebal dan waktupun Sudah menunjukkan pukul 03:00 Denmas Tirto Laras dan
Dimas Syodho Ronce’mengajak turun ke pemandian untuk melakukan ritual kungkum.
Kamipun bergantian turun ke pemandian tempat kungkum(berendam), setelah
semua selesai kungkum kami berkumpul lagi untuk melaksanakan sholat subuh,
sambil menunggu terbit matahari. Begitupun seterusnya hingga kami
selesai 3hari 3malam.
Setelah kami berempat selesai
prosesi ritual pra penyelarasan selama 3 hari lantas kita kembali pada Guru
besar kami di Padepokan.
Sementara sekelumit cerita ini kami tulis..nanti
ada lagi cerita-cerita pengalaman penyelarasan di Gunung Arjuno selanjutnya
dari santri-santri PSDMD lainnya.
Salam Budaya Dan terimakasih sudah membaca
pengalaman saya di PSDMD
Penulis By : Santri PSDMD Pra penyelarasan kami ber enam.
No comments:
Post a Comment