Sunday, November 10, 2013

Hakikat Dzikir dan kalimat Taukhid

" لا "

(LA)
Berawal  dari huruf   
" لا "  (LA) itu adalah martabat dzat semata mata atau bisa dinamakan juga martabat “                لا تعيان  (LATA’YAN) pada peringkat ini belum awal belum akhir, Belum ada matahari dan belum jadi sesuatu apapun dalam arti غائب الغيب   ( ghoibul ghuyyub ).
Maqomnya adalah  Maqom “ مقام السير( Maqom Sir ) atau rahasia semata-mata.
Pada martabat لا تعيان   (LATA’YAN) ini adalah berada di alam    اَحْدَهُ (akhdah) dan Dirinya adalah Diri sendiri dan syariatnya ialah pada lidah.

اله
( ILAHA )
Berawal  dari huruf   اله (Ilaha) itu terletak pada martabat sifat atau juga bisa dinamakan martabat لا تعين ا و ل   (LATA’YANawal) yaitu : Sabit Nyata Awal. Martabat ini juga pernah di panggil oleh ahli tasawuf sebagai martabat NOKTA satu. Diperingkat ini maqomnya adalah di Qolbu (  قلب) alam pada martabat ini adalah alam “                واحده” (wahdahu) dan diri pada martabat ini adalah diri TERDIRI dan itu juga hakikatnya pada QOLBU.


الا
( ILLA )
Adapun “ اِلاّ (illa) yaitu terletak pada “           اَسْمَاءْ  (asma’) ataupun kalimat ini bisa juga disebut sebagai martabat “لاَ تَعْيَا نْثَنِي (lata’yan tsany) yaitu Sabit Nyata Kedua dan martabat ini biasa diberi gelar sebagai martabat NOKTA DUA. Peringkat ini maqomnya terletak pada dzikir atau dzikrulloh dan alamnya adalah alam Wahdiyah, disamping itu juga perlu ditegaskan bahwa Diri pada martabat ini adalah Diri “تَجَلي ْ(Tajalli) dan Thorikotnya (Tarikatnya) adalah Dzikir atau Dzikruloh.

الله
( Alloh )
Berawal dari huruf “   الله” (Alloh) ini dinamakan sebagai martabat “ اَ فْعَلْ ” ( Af’al ) dan huruf ini bisa juga dinamakan martabat “   اَلِيْف” ( Alif ) dalam bahasa jawa Alif ini dinamakan sebagai sang tunggal atau yang satu, atau martabat “           اِنْشَانُ الْكَامِل” ( Insanul Kamil ) atau manusia sempurna maqomnya pada peringkat ini adalah maqom anggota rahasia atau Diri Rahasia.
Dan martabat ini terletak pada alam insan “ انسان” (Insan) jikalau Dirinya adalah Diri terperi “ديري ترفري ” (Diri Terperi) dan jika ma’rifatnya ialah terletak pada anggota rahasia batin manusia, para ahli tasawwuf atau Arifin Billah jawa menyebutkan martabat ini sebagai martabat MANUNGGALING KAWULO KELAWAN GUSTI .

HAKEKAT HURUF MUHAMAD مُحَمَّدْ

kepala
dada
Puser/perut
kaki
محمد   
                Adapun ucapan yang disebut Muhamad      محمد yaitu terdiri  dari empat unsur huruf  diantaranya : mim, kha’, mim, dhal              م ح م د” berawal dari huruf  Mim ( م )” yang pertama yaitu : Mengisyaratkan hakikatnya pada kepala kita. Dan huruf “kha’ ( ح )”    itu adalah mengisyaratkan pada hakikat dada. Dan huruf mim ( م ) “ yang kedua yaitu : mengisyaratkan pada hakikat puser / perut kita. Dan huruf “ DHAL “ ( د ) itu mengisyaratkan pada kaki kita, maka dari itu wahai anak cucuku sekalian ketahuilah  bahwasanya hakikat dari huruf “ MUHAMAD  ( محمد)itu  adalah hakikat Diri Dlohir atau badan kasar kita.

NAFAS
نَفََس
AMPAS
اَمْفَسْ
TANAFAS
تَنَفَا سْ
NUFUS
نُوفُوسْ
HAKIKAT HURUF ROSUL “ رسول 


رَسُوْل


Adapun yang dimaksud Hakikat dari ucapan huruf  Rosul  رَسُولْ“ itu  adalah Hakikatnya nyawa kita yang menjadi penyambung antara  Diri Rokhani dan Diri Jasmani.
                Berawal dari empat huruf : ro’, sin,wau,lam  ر س و ل    Adapun yang dinamakan huruf Ro’ ر itu Hakikatnya adalah pada; Nafas " نَفَس"kita,
Dan huruf “  sin( س )  itu adalah hakikat dari ampas(  اَمْفَس ) kita,  jika huruf “  wau “ ( و  ) itu hakikatnya adalah  tanafas “ (  تَنَفَاس ) kita. Dan huruf  lam “ (  ل ) itu adalah Hakikatnya “ nufus “ (  نُفُوسْ ) kita.
                Perlu ditegaskan disini bahwa.....?  nyawa itu dijadikan dari : “ johar basitho” (  جهار بَاسِطه ) dan ini terbagi menjadi empat tahap yakni:       
                    1- nafas                          (  نفاس )
                                                                                2- ampas                    (  امفاس)                
                                                                                3- tanafas                     (  تنفاس )
                                                                                4- nufus                    (  نفوس )
Jika sudah hilang nyawa diantara Rokhani dan Jasmani kita , maka seseorang itu akan mengalami apa yang disebut sebagai mati.
                Adapun hidupnya Nafas itu karena Ampas, hidup Ampas itu karena Tanafas, dan hidup Tanafas itu karena adanya Nufus, dan jika hidup nya Nufus itu dengan berdiri sendiri didalam rahasia ( سِر  ).
                Adapun letak nya nafas itu pada mulut, jika letak Ampas itu adalah pada hidung, letak tanafas itu ialah pada tengah-tengah diantara bagian dua telinga , dan letak nya Nufus itu pada Qolbu.
                Nafas itu letaknya di mulut karena: hanya dengan mulutlah kita bisa mengucapkan kalimat atau lafadz suatu pujian atau berdzikir, dan mulut ini tak kan mampu merasakan pahit manisnya suatu kata,kalimat atau lafadz pujian atau dzikiran , akan tetapi mulut ini dibekali dengan lidah yang tentunya agar bisa merasakan pahit dan manisnya suatu makanan dan minuman saja.
                Ampas itu letaknya pada hidung karena : hanya dengan hidunglah kita mampu menghantarkan suatu lafadz dan dzikir itu untuk menuju ke otak kita terus turun di antara bagian kedua telinga kita dan menuju ke dada kita sampai ke puser kita, akan tetapi Ampas ini takkan mampu merasakan nikmatnya lafadz atau Dzikir yang di bawanya bersamaan menuju sampai ke puser kita.
                Tanafas itu letaknya pada tengah-tengah bagian dari kedua telinga kita karena : hanya dengan bagian tengah diantara kedua telinga kitalah , maka kita akan mampu menyaring dan menghantarkan suatu kalimat ataupun lafadz , dzikir dan puji-pujian tersebut menuju ke Nur Aqli atau cahaya akal manusia dan hingga sampai ke Qolbu kita, dan tanafas ini takkan mampu bisa merasakan nikmat nya sebuah kalimat atau Dzikir jika tan pa adanya nufus.
                Nufus itu terletak pada Qolbu kita karena : hanya dengan Qolbulah kita ini bisa menghentikan rasa tentang sebuah kata atau kalimat dan Dzikir tersebut dan langsung seperti sistim otomatis maka Qololbu ini bisa merasakan pahit getir dan nikmat sampai dasyat nya sebuah  lafadz atau kalimat Dzikir yang dibawah  oleh nafas, ampas, tanafas tersebut,dan hingga mampu memancarkan suatu Nur Qolbu dan hingga terbentuklah Nurulloh .
 " قَلْبٌ الْمُعْمِنِينَ بَيْتُ اللهُ "
( qolbul mu’miniina baitulloh )
Yang artinya :  Qolbu ( hati ) orang-orang mu’min itu adalah istana Alloh.
Dan letak nya Qolbu itu pada jantung manusia, maka seseorang itu hendaklah menyucikan hatinya dengan ber dzikir, dan setelah berdzikir hendaklah berhenti sejenak , agar tubuh dlohir dan batin ini sekaligus bisa merasakan nikmatnya , dahsyatnya kalimat-kalimat dzikir yang kita lafadzkan , agar ketulan – ketulan darah kotor di ujung jantung kita akan hancur dan bersih suci dan agar bisa menerima sebuah signal  yang di pancarkan dari Asal muasalnya diri kita, berhenti sejenak dalam bahasa jawa disebut dengan Semedi / Patrap, atau Hening tanpa memikirkan sesuatu , hanya merasakan pergerakan nafas, ampas, tanafas, dan nufus kita.
                Maka sebaiknya tiap-tiap pergerakan Nafas, Ampas, Tanafas, dan Nufus itu selalu diiringi dengan Dzikir dan jangan sampai terputus kita berdzikir dalam waktu sehari semalam selama 24 jam dalam kehidupan kita sehari- hari. Jika Nafas, Ampas, Tanafas, dan Nueus ini selalu berdzikir maka….?  Ber arti manusia tersebut bisa dikatakan mati atau meninggal dan ia bisa diberi kafan dan di kubur , kalimat ini biasa disebut para ahli Taswwuf jawa sebagai : orang yang mati sajroning urip ,atau mati didalam hidup.
                Oleh sebab itulah perlu bagi setiap manusia yang ingin menuju ke jalan “ Ma’rifatulloh “ (  مَعْرِفَةُ الله ) hanya mengetahui dan mengenal ilmu Dzikir Nafas saja kita bisa dan mampu untuk menghancurkan ketulan darah hati yang di ujung jantung itu yang menjadi tempat Iblis bergantung, dan disitulah sebenar-benarnya istana iblis berada.
                Dan jika tanpa menghancurkan ketulan darah hati yang kotor tersebut maka , Nurulloh     (  نُرُالله )  tiada mungkin bisa memancarkan untuk member sinar Akal  (  نُرْ عَقْلِ ) dan  Iman “ (  اِماَنْ ) seseorang manusia tersebut.
          Ketahuilah bahwa sesungguhnya yang dinamakan “ Hati “ (  قَلْبُ ) itu adalah: “ nur “   (  نُرْ ) yang memancar dari bagian bawah jantung ( bagian muhamad “  محمد “ ) yang menju keatas kearah jantung bagian “ nurulloh “ (  نُرُ الله ) .
          Dan perlu kalian ketahui bahwa , yang dinamakan Dzikir nafas itu adalah : Ketika nafas keluar itu “ Alloh  (  الله ) itu Hakikat nya disebut “ jibril “ (  جِبرِيل ) ,dan ketika nafas masuk itu “ Hu “ (  هُو ) itu Hakikatnya “ umar “ (  عُمَار ) dan letak nya Dzikir nafas itu di mulut.
          Adapun yang dinamakan dengan dzikir ampas itu adalah : ketika keluar itu “ alloh “ (  الله ) dan ketika masuk itu adalah “  Hu “ (  هُوْ ) dan letak nya dzikir ampas ini pada hidung, dan Hakikatnya adalah  mika’il “ (  مِكَاءِيلْ ) dan letaknya dzikir ampas ini adalah di hidung.
                Adapun yang dinamakan dzikir “ tanafas “ (  تَنَفَاسْ ) Itu adalah tetap diam dengan “ Alloh ….Hu “ (  الله~~~هُوْ ) dan ini dinamakan dengan Hakikat “ Isrofil “ (  اِسْرَا فِيل ) dan dzikir Tanafas ini terletak pada tengah-tengah diantara kedua telinga kita
          Dan yang dinamakan dzikir Nufus adalah : ketika ia naik atau masuk itu “  Alloh “ (  الله ) dan ketika keluar itu “hu “ (  هُوْ ) Diri Nufus ini terkenal dengan sebutan “ Utsman “ (  عُثْمَانْ ) dan para ahli Tasawwuf lebih banyak menyebutnya “ ali “ (  عَلِي ) dan dzikir Nufus ini terletak didalam jantung.
          Adapun yang dinamakan dengan “ Akal “ (  عَقَلْ ) dalam pengkajian ini adalah..? salah satu buah fikiran yang dipancarkan oleh  Nur “ (  نُرْ ) dari sudut Qolbu dan yang datang dan menghasilkan suatu keyakinan yang mutlak .   Yang berawal dari suatu keyakinan terhadap suatu perkara-perkara terutama suatu perkara yang tidak mungkin bisa diterima oleh  pemikiran otak manusia , misalnya perkara-perkara yang Gho’ib yang ianya hanya bisa diterima oleh panca indera batin yang bernama “ nur” (  نُرْ )  yang memancar didalam jantung seseorang tersebut.
                Nur Qolbu (  نُرُ الْقَلْبٌ ) itu bisa saja di ibaratkan seperti penghantar listrik yang dapat menghasilkan suatu daya tegangan dengan baik . dan Current / jantung seseorang yang sudah menerima “ Nur  Qolbu“ (  نُرُ الْقَلْبٌ ) ini sangat – sangat lah bisa dialih fungsikan dengan berbagai macam bentuk  kata sandang dll didalam kehidupannya sehari-hari.

dzat
ذَاتْ
‘af’al
اَفْعْالْ
‘Asma’
اَسْماَءْ
Sifat
صِفَاتْ
الله
               
Adapun lafadz atau ucapan “ Alloh “ (  الله ) itu adalah mengandung dari empat unsur huruf yakni : “  alif , lam, lam, hak “ (  ا ل ل ه) berawal dari huruf “ alif “ (  ا ) itu mengisyaratkan pada Dzat, jika huruf “ lam yang pertama “ (  ل ) itu adalah mengisyarat kan pada hakikat “ sifat “ (  صِفَات ) . jika huruf  lam yang kedua “ (  ل ) itu hakikatnya adalah “ Asma’ “ (  اَسْمَاءْ ) . Dan huruf “ hu “ (   هُوْ) itu hakikatnya “ ‘af’al “ (  اَفْعَاَلْ ) dan sesungguhnya ; “ Alloh  “ (  الله ) itu hakikatnya adalah Diri Rokhani kita atau badan halus kita.
Ia  lah  hakikat tubuh Rokhani kita ini yang ada permulaan akan tetapi tiada kesudahan , dan Ia tak kan pernah kenal atau mengalami apa yang disebut maut atau mati,Ia akan tetap hidup untuk selama-lamanya dan inilah yang dinamakan oleh para Tasawwuf arifinbillah dengan sebutan “ diri terperi “ (  د يري ترفري ).
قلبي
نور
nur
علم
ilmu
وجود
wujud
اسلام
islam
توحيد
tauhid
ايمان
iman
معرفة
Ma’rifat
شهود
syuhud
Dan ketahuilah wahai anak  cucuku dan para Santri sekalian , bahwa sesungguhnya Diri Rokhani kita ini bisa menghasilkan Sembilan ( 9 ) wajah,  dan wajah – wajah ini dimiliki oleh mereka yang Ma’rifat lagi Mursyid.



                                                                                         PADEPOKAN
                               SUKSMO DJAGAD MANUNGGAL DJATI
                        GUS MADJIT / KI AGENG SELO


No comments: